Kamis, 23 Mei 2013

Pulau Dewata Part One

Bali I'm Comming

Setelah kurang lebih satu minngu saya berada di Jogja dan Jawa Tengah maka tujuan utama kami selanjutnya adalah Pulau Dewata Bali, ini adalah pengalaman saya pertama kali menyebrang dari pulau Jawa, suatu pengalaman yang takkan saya lupa seumur hidup. Saat itu kami bertiga, yakni saya, Yanti dan juga Budi, sebenarnya tiket saya saat itu yang saya beli dari Bandung hanyalah tiket Surabaya - Banyuwangi, tetapi tiket Jogja-Banyuwanginya saya belum dapat karena SOLD OUT, maka ya saya putuskan saja membeli tiket Jogja-Surabaya, dengan prediksi terburuk andai kata saya tidak dapat tiket ke Banyuwangi minimal saya sudah sampai Surabaya dan jadi tetap bisa backpacking di Surabaya.

Tetapi ternyata Tuhan berkehendak lain (Terima kasih ya Tuhan, dengan gaya Baim) saya mendapatkan tiket dengan kejadian unik, kami kan mau berangkat ke Banyuwangi bertiga, eh pas sampai Stasiun Lempuyangan Jogja untuk beli tiket sebenernya tiket benar sudah SOLD OUT semua, tetapi saat saya antri di loket pas di depan saya ada seorang bapak yang ingin mengembalikan tiket karena mereka batal ingin mudik karena sang istri sakit, dan tiket itu untuk tujuan Banyuwangi,dan yang saya bingung jumlahnya pas tiga, alhasil saya langsung ganti nama saja tiket itu dengan nama kami bertiga, dan saya berteriak dengan teman-teman akhirnya bisa juga kita ngebolang ke Pulau Dewata. Tiga tiket tersebut kami tebus dengan hanya biaya sebesar Rp. 135.000 sebenarnya harga tiketnya hanya Rp. 38.000 per orang tetapi karena kami ganti nama maka kami dikenakan biaya sebesar dua puluh lima persen yakni Rp. 9.500 jadi harga tiket yang harus kami bayar untuk menebus tiket kami bertiga hanya sebesar Rp. 142.500.

Kami berangkat dengan menggunakan kereta Sri Tanjung, tepat pukul 7.00 pagi kereta ini berangkat menuju Banyuwangi, suatu perjalanan yang cukup manis karena di lakukan pada siang hari jadi kami masih dapat melihat suasana jalan dan pemadangan sekitar Di dalam kereta kami ngobrol dan sesekali kami tidur, dan di dalam kereta ini banyak orang yang berjualan, kami sempat membeli nasi pecel hanya seharga Rp. 5.000 murah bukan.

                                                 

Saya narsis di dalam kereta.

Akhirnya kereta yang kami tumpangi merapat di Stasiun Banyuwangi Baru tepat seperti yang tertera di tiket kami yakni pukul 21.55, dan kami langsung berjalan menuju ke pelabuhan Ketapang Banyuwangi, yang hanya berjarak kurang lebih 1 KM, dan di Stasiun Banyuwangi ini kedua teman saya sempat juga membeli tiket untuk mereka pulang, saya sempat ingin membeli tetapi saya teringat dengan tiket yang saya sudah pesan kepada teman saya yang akan joint juga untuk kali ini yakni Furqon jadi saya urungkan niat saya untuk membeli tiket bareng Budi dan Yanti.


Budi dan Yanti narsis di depan KA Sri Tanjung yang dengan sukses membawa kami sampai ke ujung pulau Jawa


Sekarang gantian saya yang narsis hehehehe



Pelabuhan Ketapang Banyuwangi

Setelah sampai Pelabuhan Ketapang kami membeli tiket untuk menyebrang, ternyata harga tiketnya cukup murah hanya Rp. 6.000. Dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam. Selama di dalam kapal kami berkeliling di dalam kapal, meskipun saya sempat mabuk laut tapi saya tetap menikmati perjalanan ini dan tak mau kehilangan momment.




Suasana di Cafe Kapal Laut

Ternyata di dalam kapal ini pun menyediakan cafe dan live music sehingga kami para penumpang tidak merasa jemu, dan setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, maka kapal bersandar di pelabuhan Gilimanuk, Denpasar, Bali. Akhirnya untuk pertama kali menjejakkan kaki di Pulau Dewata. Dan ketika kami turun dari Kapal, kami melakukan pengecekan ata identitas kami, hal ini di lakukan untuk mencegah kecolongan ketika tragedi Bom Bali I dan Bom Bali II jadi hanya yang memiliki identitas jelas saja yang dapat masuk ke Bali. Setelah pengecekan identitas kami melanjutkan perjalanan ke terminal Ubung Denpasar dengan naik bus, banyak calo yang menarik-narik kami untuk naik bus mereka, sampai akhirnya kami pun tawar menawar dengan mereka, kami yang sudah lumayan ngantuk dan lelah ya terpaksa mengiyakan ongkos ke Denpasar sebesar Rp. 25.000 per orang, dan di dalam bus kami tertidur dan baru di bangunkan oleh sang kondektur saat bus masuk ke terminal Ubung Denpasar, dan sampai terminal kami menunggu Wawan yang akan menjadi guide kami selama di Bali.

Sambil menunggu Wawan datang kami juga menunggu Otto kawan kami yang juga akan joint dengan kami yang kebetulan naik bus dari Malang, sambil menunngu Otto maka kami ngopi dan menikmati nasi khas bali yakni nasi Jinggo, tak berbeda dengan nasi kucing, porsinya kecil tapi nasi jinggo nasinya adalah nasi kuning. Satu bungkusnya seharga Rp. 2.500 ya lumayan untuk mengenyangkan perut kami yang kebetulan sudah berasa lapar karena pagi.

Dan ketika pukul 6 pagi maka Wawan baru menjemput kami untuk menuju ke daerah Sesetan Denpasar yang akan menjadi home stay kami selama kami ada di Bali.

Karena perjalanan yang cukup melelahkan dari Jogja sampai Bali yang kurang lebih memakan waktu 24 jam maka kami cukup lelah dan memutuskan untuk istirahat dan tidur dulu dan baru nanti siang kami eksplore Bali.

Setelah istirahat yang cukup, dan kami mandi maka kami memutuskan untuk sewa motor, untuk sewa motor di Bali tidaklah susah dengan jaminan KTP dan uang sewa di bayar di muka maka motor pun siap di bawa oleh kita. Mengingat kami ada 3 orang maka kami putuskan untuk sewa selama 3 hari dan kami bayar Rp. 150.000 per motor. dan itu kami bagi berdua tiap motornya dan dengan bensin kami estimasikan Rp. 20.000 per hari.

Setelah motor di tangan maka yang menjadi tujuan kami tentunya adalah pantai, maka kami putuskan untuk ke Pantai Kuta, pantai yang menjadi markasnya turis baik mancanegara maupun turis domestik seperti kami, baik wisatawan dengan alla koper maupun wisatawan dengan gaya ransel seperti kami. Karena di tempat ini terdapat banyak sekali penginapan yang dapat kita temui di daerah Poppies Lane.

Untuk mausk ke pantai Kuta tidak ada restribusi apapun alias GRATIS. Di pantai ini kami bermain air sampai sore.

Sebenarnya kami tidak berniat untuk berenang di pantai Kuta ini, tetapi melihat orang-orang pada berenang adrenaline kami terpancing untuk ikut merasakan deburan ombak. Dan akhirnya kami semua ikut berenang.



Suasana Pantai Kuta yang bersih sekali, dan saya suka dengan viewnya.


Masih di Pantai Kua


Para wisatawan macanegara menikmati Pantai Kuta juga.


Untuk berselancar ombak Pantai Kuta juga asik......


Cool banget kan gaya saya di sini........ like my pose

Puas dengan ombak di Pantai Kuta kami pun tidak ingin menyia-nyiakan waktu maka kami melanjutkan ke Pantai Sanur yang jaraknya tidak begitu jauh, seperti juga di Pantai Kuta untuk masuk pantai Sanur pun kita tidak di pungut restribusi apa pun. Ini adalah beberapa momment yang saya abadikan.


Salah satu Gapura di Pantai Sanur


Pantai Sanur

Kami sempat menikmati pantai Sanur beberapa saat tetapi kami tidak terlalu suka karena bibir pantainya sudah di con block sehingga kesan alami pantainya tidak dapat lagi. Mengingat kami mau menyaksikan sunset di Pantai Kuta maka kami balik lagi ke Pantai Kuta. Dan memang kami lagi beruntung saat itu cuaca lagi benar-benar bagus tidak ada mendung sama sekali sehingga saya dapat melihat sunset yang menjadi buruan saya dapat saya nikmati secara full. Inilah beberapa gambar yang sempat saya abadikan.





Sunset di Kuta



Masih Sunset



Akhirnya Sunset yang kami buru kami dapat abadikan, sungguh indah ciptaan Yang Maha Kuasa



Bergaya dengan papan seluncur walaupun gak bisa selancar yang penting gaya, hehehhehehe

Di pantai ini kami juga berkenalan dengan rombongan keluarga yang juga berasal dari Jakarta yakni daerah Kali Deres, daerah yang tidak jauh dari rumah saya di Jakarta, ini membuktikan bahwa dunia kecil, hehehheeh. Dan kebetulan saya ingin belajar surfing maka saya meminjam papan surfingnya.



Hard Rock Hotel Kuta Bali


Benar-benar mataharinya tenggelam

Puas mengabadikan sunset kami menuju ke Monumen Bom Bali, ini merupakan tugu yang dibuat untuk mengenang saudara-saudara kita yang meninggal akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab saat kejadian Bom Bali I. yang terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002  pukul 23.05 yang terjadi di tiga lokasi yakni di Paddys Club dan Sari Club di daerah Jimbaran Kuta, dan juga di Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat, ini adalah pemboman pertama yang dilakukan oleh teroris pertama kali di Indonesia dan menjadi perhatian dunia, banyak relawan yang berjuang membantu para korban yang begitu banyak, ini pukulan telak bagi pariwisata Indonesia, di mana banyak negara-negara asing memberlakukan travel warning bagi penduduknya untuk masuk ke Indonesia. Dalam kejadian ini ada sekitar 200 orang korban dari 21 negara.


Monumen Bom Bali saksi kekejaman oknum yang tak bertanggung jawab.

Dan dari Monumen bom Bali I ini karena kami sudah lelah kami memutuskan untuk balik ke homestay untuk beristirahat mengingat esok hari kami masih harus berkeliling untuk mengeksplor Bali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar