Jumat, 23 Mei 2014

Braga Festival 2013 : Momento Mori

Perhelatan Braga Festival adalah festval tahunan yang diadakan dalam rangka perayaan ulang tahun kota Bandung yang ke 203 tahun, meski awalnya ini adalah festival yang dibuat bukan untuk itu, namun oleh walikota Bandung Dada Rosada di geser tanggal pelaksanaan yang biasanya akhir tahun di geser ke bulan September. Braga Festival di adakan di Jl. Braga salah satu ruas backpacker spot di Bandung. Satu hal yang menarik dari Jl. Braga ini adalah karena Jl. Braga inilah satu-satunya jalan di kota Bandung yang menggunakan batuan andesit.

Thema kali ini adalah Momento Mori mengapa demikian karena perhelatan Braga Festival tahun ini di dedikasikan sebagai obituari untuk para seniman-seniman kota Bandung yang sudah meninggal. Hal ini di lakukan dengan mendirikan both untuk mengenang mereka. Mereka antara lain adalah Mang Koko, Nano S, Harry Roesli, Nike Ardila, Kang Ibing, Euis Komariah. Mereka adalah seniman-seniman yang membawa kesenian khas Bandung ke kancah nasional untuk itu mereka dihargai.

Dalam festival kali ini ada beberapa panggung kecil untuk setiap pengunjung yang mau ikut berpartisipasi menyalurkan rasa seninya. Juga panitia menyediakan panggung utama di mulut Jl. Braga. dan sepanjang jalan juga kita dapat menemukan beberapa jajanan khas bandung yang mungkin sudah langka.

Berikut beberapa gambar yang berhasil gw himpun, dari Braga Festival Jonathan Wijaya melaporkan (ngayal jadi reporter, hehehhehhe).

















Sampai bertemu di Braga Festival tahun ini, see u guys.

Malaysia : Menara Kembar Petronas

Malaysia : Menara Kembar Petronas

Sampai di Genting High Land jam enam pagi, udara sangat dingin karena memang ini adalah dataran tinggi dari Malaysia. Yang kami langsung tuju adalah Cassino de Genting, bukan untuk bermain judi namun hanya untuk melihat-lihat saja.


Bus Station di Genting Highland

Gw langsung masuk ke dalamnya untuk sekedar melihat seperti apa sih dalamnya yang di sebut- sebut ini merupakan Casino terbesar di Asia Tenggara. Tetapi sayang gw di larang mengambil gambar di dalamnya alhasil ya cuma bisa ngambil pic di depannya saja.

 
Casino de Genting

Selesai berkeliling-keliling di dalamnya, karena perut gw sudah lapar maka gw menuju ke tempat makan mie yang cukup terkenal di Genting Mall ini, tempatnya sih kecil sama kaya outlet-outlet fastfood di mall-mall. Nama outletnya adalah Noodles Corner, di restoran ini terdapat dua puluh satu menu tetapi menurut teman gw Christy yang recomendeed adalah mie asam laksa, gw putuskan untuk pesan itu. Untuk harganya RM 12 atau sekitar Rp. 42.000


 

 Noodles Corner


Chiken Curry Noodles

Asam Laksa Noodles
 Dari Genting kami menuju ke Kuala Lumpur dengan bus, untuk ongkosnya yakni seharga RM 6 atau seharga Rp. 21.000. Setelah itu kami menuju ke Central Market untuk nyari oleh-oleh dan juga kembali hunting spot menarik untuk photo.





Central Market

Central Market ini terletak di Tun Tan Cheng Lock (Foch Avenue) ini adalah daerah China Town di Kuala Lumpur, sama seperti China Town di mana saja terkenal dengan barang yang murah dan terjangkau dengan kantung gw yang backpacker hehehhe. Pasar ini di bangun pada tahun 1888, sampai sini perut lapar dan uang sudah terbatas, akhirnya gw putuskan untuk masuk ke restoran yang kaya restoran Padang ini dengan harapan harganya murah.



Gw pesen makanan khas yang belum gw makan selama di KL ini yakni roti cane yang di makannya pake kuah kari. Rasa kare nya begitu rich akan rempah-rempah.

.

Setelah perut terisi maka gw menuju ke objek yang sangat penting karena menjadi icon pariwisatanya Malaysia yakni apalagi kalau bukan twin tower. Menara Petronas sempat menjadi bangunan tertinggi di dunia
dari tahun 1998- 2004 sebelum akhirnya di kalahkan oleh bangunan Taipei 101, Dan sampai saat ini Menara Petronas ini masih menjadi menara kembar tertinggi di dunia. Petronas ini di desain oleh seorang arsitek bernama Caessar Pelli ( bukan Caessar YKS yang ngomong koq sepi peonton....kita joget dulu yuk)dia berkebangsaan Argentina, kontraktor bangunan ini adalah Hazama Corporation dari Jepang, dan juga Samsung C&T dan Kukdong Engineering and Construction dari Korea dengan total biaya US $ 1,6 Billion. KLCC ini mempunyai 88 lantai dengan ketinggian secara keseluruhan setinggi 451,9 M dan pencetus pembangunan Menara Petronas ini adalah Mahatihr Mohamad.





Twin Towwer

Setelah menikmati sunset di twin tower gw melanjutkan ke Bukit Bintang, ini merupakan kawasan teramai di Malaysia apabila malam hari, semua orang tumplek disini. Pedagang kaki lima juga banyak menjajahkan dagangannya. Ada juga mall yang menjual barang-barang branded jadi kita tinggal pilih mau yang kaki lima atau branded.


Kawasan Bukit Bintang

Selesai darinis tepat pukul 10 malam kami balik menuju Kuala Lumpur karena monorail terakhir adalah jam 10. Dan malam itu gw bermalam di KLCC untuk esok harinya kembali ke Bandung. Puasnya berkeliling menjelajah negri tetangga walaupun dalam waktu singkat. Namun ada satu kesimpulan yang gw dapat yakni Indonesia tidak kalah menarik bahkan lebih indah di bandingkan semua. I love Indonesia.


Bandara Husein Sastranegara

Singapore : Negri Singa yang mengagumkan

Singapore : Negri Singa yang mengagumkan

Pesawat yang gw tumpangi take off jam 8.10 pagi dan sampai di Singapore jam 12.30, tujuan utama kami adalah Universal Studio jadi dari Changi Airports gw langsung naek MRT  menuju Rafless Place dan dari station tinggal jalan menuju Fullerton Road dan nyebrang samp;ai deh di Merlion Park yang menjadi icon disini adalah tentunyapatung Merlion yang awalnya adalah patung disainan dari Alec Fraser Brunner untuk STB tetapi akhinya di jadiin patung untuk daya tarik Singapore. Patung ini memiliki tinggi 8,6 M dengan berat 70 ton.




\

Photo dengan Merlion

Lanjut di sisi berikutnya gw melihat ada dua bangunan yang menarik, satu bangunan berbentuk Lotus, ini adalah bangunan Art Science Museum  Museum ini terletak di area Marina Bays Sands. Dan tepat disampingnya ada bangunan Hotel Marina Bay Sands, bangunan hotel ini berbentuk tiga gedung tinggi yang di satukan dengan pelataran yang khas di mana diatas sini terdapat Luis Vuitton Island Manssion dan juga mall The Shoppes at Marina Bay Sands Cara mengunjungi Marina Bay Sands  Dengan MRT, turun di: Bayfront Station (Circle Line) - Jalan kaki sekitar 10 menit,




Narsis dengan dua Land Mark Singapore yakn i Art Science Musseum dan Hotel Marrina Bay Sands








Menikmati Es Krim seharga 1 SGD

Selanjutnya kami menuju ke pelabuhan yang melihat kapal pesiar yang membawa semua turis menuju ke Sentosa Island.


Melihat penuhnya orang saat itu menjadikan kami mengurungkan niat untuk menuju ke Sentosa Island dan Universal Studio, dan akhinya kami memutuskan untuk menuju ke China Town untuk mencari souvenir. Dari Raflessia Station gw naek MRT menuju Stasiun China Town. Di sini kita berasa berada di  daerah Petak Sembilannya Jakarta ya mirip-miriplah dikit banyak orang jualan disini gw puasin syahwat belanja souvenir gw karena murah banget di banding tempat lain, gantungan kunci 3 SGD isi 6 pcs atau kaus  seharga 3 SGD murah kan?











 China Town

Setelah puas belanja di sini gw melanjutkan perjalanan menuju ke Little India dari Stasiun China Town kami naek MRT lagi dan transitr di stasiun Dhoby Gout pindah jalur unggu arah Punggol dan berhenti di Stasiun Little India. Keluar dari stasiun gw menyusuri Serangon Road menuju ke Mustafa Centre, ini mungkin daerah kumuhnya Singapura kali ya karena disini terlihat agak berantakan.

Disini gw memutuskan untuk mengisi perut dan gw liat ada satu resto yang menyediakan makanan khas India dan gw pesan nasi briyani untuk harga satu porsinya SGD 8 cukup mahal sih tapi ketika datang pesanan gw, gw kaget karena porsinya gede banget jadi ya gw bilang murah (maklum mind set nya backpacker) hehehhehe.




Nasi Briyani di Shafina Cuisine

Setelah perut terisi gw melanjutkan ke tujuan utama yakni Mustafa Centre, di sini pusatnya oleh-oleh Singapura khususnya coklat. Gw sempat membeli beberapa coklat di sini untuk oleh-oleh.




Mustafa Centre


Bazzar di Little India

Setelah dari sini kami lanjut menuju ke kawasan Golden Mill untuk menuju ke bus station kami karena kami naek bus Starmart untuk menuju ke Genting, Malaysia.

Kamis, 22 Mei 2014

VIENTIANE
Jalan-Jalan Satu Hari di Kota Vientiane

Kami meininggalkan hotel pukul 11.00 dengan taxi menuju ke airport karena tiket kami jam 15.45 menuju ke udonthani yakni perbatasan Thailand dan Laos, kami putuskn naik taxi  saat itu kami kena THB 300 atau sebesar Rp. 100.000.tetapi kami berempat jadi ya gak terlalu mahal hanya Rp. 25.000, dan yang unik si supir adalah cewek di Thailand memang sepertinya emansipasi wanitanya keren sampai pekerjaan cowok pun di kerjakan cewek hehehe.

Ketika sampai di bandara gw mencari satu hal yang belum gw dapat di Bangkok dan juga Phuket karena gw wajib dan harus dapat makanan ini yakni TOM YUM syukurnya di bandara gw menemukan salah satu restoran fast food yang meyediakan menu tom yum.




Restoran yang menyediakan Tom Yum

Tom Yum yang nyumyyyyyy.

Tom Yum adalah makanan khas thailand yakni sup dengan kuah saus tomat yang segar dan berisi seafood mulai dari udang dan cumi. Namun yang membuat khas adalah rasa daun basil yang membedakannya dengan sup ikan di nusantara.

Setelah puas menyantap tom yum gw dan teman-teman menunggu boarding kami yakni pukul 15.45 untuk menuju ke Udonthani. Setelah terbang satu setengah jam maka sampailah kami di Udhonthani, setelah itu kami naik bus ke Nongkhai yakni perbatasan Thailand dan Laos seharga THB 200 di tengah perjalanan kita harus turun untuk pemeriksaan imigrasi yakni pemeriksaan imigrasi Thailand dan yang kedua turun lagi untuk pemeriksaan imigrasi Laos tanda kami masuk. Setelah itu kami lanjut naik Jumbo sampai ke hostel kami di Funky Monkey Hostel yang terletak di Francois Ngin Road Ban Mixay di District Chantabouly. Setelah sampai di hostel kami mandi dan selanjutnya mencari makan. Untuk menginap di hostel ini di kenakan tarif USD 6.




Funky Monkey Hostel

Suasana Malam di Vientiane

Setlah mandi maka kami keluar dari hostel untuk mencari makan malam, tidak jauh dari hostel kami banyak tersedia makanan, ada yang menjajakan martabak telor yakni asli orang India. Namun akhirnya gw memutuskan untuk makan satu makanan sederhana yakni nasi goreng tetapi ternyata ada menu yang unik yakni seperti Fu Yung Hai gw pesan itu.


Fu Yung Hai Laos



 Martabak Laos

Setelah perut terisi maka selanjutnya kami berkeliling-keliling menikmati suasana kota Vientiane saat malam. Gw menyusuri Sungai Mekong. Sungai ini pada zaman dulu adalah pusat kehidupan bisnis masa lalu.


Narsis di tepi sungai Mekong


Puas berkeliling maka kami kembali ke hostel untuk beristirahat. Besok paginya kami bangun dan sarapan di hostel. Hari ini bertepatan dengan Idul Fitri tetapi di sini tidak begitu berasa suasananya, karena mungkin memang bukan mayoritas disini sehingga tidak begitu terasa suasananya. Dua teman gw melakukan shalat Ied di Kedubes Indonesia di Laos sini.

Pagi itu gw bangun dan menyantap breakfast gw yang di sediakan pihak hostel yakni scrambled egg, ya lumayan untuk ganjal perut kami.


Setelah itu kami mau mengelilingi kota Vientiane maka kami menyewa sepeda motor, untuk sewa dikenakan biaya 75.000 Kip untuk satu hari atau sekitar Rp. 110.000, tujuan kami berkeliling kota saja karena mengingat waktu yang terbatas.


Motor Rental di Vientiane

Yang kami tuju adalah Central Market untuk membeli oleh-oleh. Tetapi di sepanjang perjalanan kami juga masuk ke beberapa objek wisata di kota ini. Pertama kami menuju ke Central Market. Cental Market ini merupakan pasar terbesar di Vientiane di sini banyak barang-barang dari fashion, makanan dan juga souvebir dari Laos untuk harga di sini tidak terlalu mahal mulai dari 100.000 KIP kita sudah dapat kaus untuk souvenir dengan bahan yang bagus dan untuk kain-kain tradisonal Laos bervariatif mulai dari 100.000 KIP-500.000 KIP.








Tapi satu hal yang gw bangga ketika ada di sebuah toko, yakni gw menemukan kain batik made in Indonesia, dan banyak kaus juga disni made in Indonesia. Setelah puas melihat-lihat aktivitas warga lokal maka gw melanjutkan perjalanan menuju ke Patuxay Park.



 

Patuxay Park

Dari history nya Patuxay itu merupakan Victory Gate atau War Monument, yang didedikasikan kepada orang2 yang berjuang melawan penjajah (saat itu laos di jajah oleh Perancis) Patuxay park ini dibangun tepat ditengah kota Vientiane dan merupakan salah satu objek wisata wajib para turis. hehehe... Patuxay park ini bersih & bagus.. sangat dirawat sama pemerintah kayanya :).
Bangunan ini dibangun oleh pemerintah Laos dan di dukung oleh RRC sebagai bukti persahabatan kedua negara.

Setelah dari sini kami menuju ke Pha That LuangTemple, untuk masuk ke dalam sini kita harus membeli tiket seharga 5000 Kip.Bangunan ini adalah salah satu bangunan penting, bangunan ini di bangun oleh Raja Settathirat setelah memindahkan ibukota dari Luang Prabhang ke Vientianne pada abad ke 16 dan di luncurkan pada masa pendudukan kerajaan Siam/ Thailand pada abad ke 19 dan kemudian di renovasi oleh pemerintah kolonial Perancis.


Di kompleks ini juga kita bisa menemukan sleeping Budha tetapi disini hanya lapisan saja yang emas, tetapi emas muda namun semua itu tidak mengurangi keindahannya.

Selesai inikami melanjutkan perjalanan keliling utnuk melihat istana Presiden.

Istana Presiden



Penduduk Lokal Laos

Selesai keliling kami memutuskan untuk menuju ke terminal bus yang akan membawa kami ke Udhonthani untuk harganya yakni 22.000 Kip atau sekitar Rp. 35.000

Jam Keberangkatan Bus



Terminal Bus Vientiane



Bus yang menuju Udonthani

Tuktuk Laos

Di tengah perjalanan kami harus turun untuk pemeriksaan imigrasi baik dari pihak Laos maupun pihak Thailand.

Pos Imigrasi Laos

Setelah itu kami naik tuktuk ke Central Plaza untuk cari makanan, lagi-lagi pilihan gw jatuh pada Tom Yum, mumpung di negri asalnya puas-puasin makan Tom Yum..

Central Plaza


Lagi-lagi Tom Yum

Setelah itu kami lanjut naek taxi menuju ke Bandara Svarnabhumi untuk bermalam di sana jadi gembel di Bandara elite hehheh.




Bandara Svarnabhumi


Adalah Pha That Luang,  stupa yang paling penting bagi Laos. Stupa ini tadinya dibangun  oleh Raja Settathirat setelah memindahkan Ibukota dari Luang Prabang ke Vientianne pada abad ke-16. Lalu dihancurkan pada masa pendudukan Thailand/Siam sekitar abad ke-19, dan kemudian direnovasi ulang oleh pemerintah Kolonial Perancis. Selain itu, Wat Shisaket dan Wat Hophrakeo adalah daftar kunjung yang tidak untuk dilewatkan. Di Wat Hophrakeo bersemayam patung Buddha terbaik yang aku lihat di Vientianne.  - See more at: http://www.mytravelnotes.web.id/2010/06/18/waktu-seakan-terhenti-di-vientiane-laos/#sthash.aqgDW7g2.dpuf
stupa yang paling penting bagi Laos. Stupa ini tadinya dibangun  oleh Raja Settathirat setelah memindahkan Ibukota dari Luang Prabang ke Vientianne pada abad ke-16. Lalu dihancurkan pada masa pendudukan Thailand/Siam sekitar abad ke-19, dan kemudian direnovasi ulang oleh pemerintah Kolonial Perancis. Selain itu, Wat Shisaket dan Wat Hophrakeo adalah daftar kunjung yang tidak untuk dilewatkan. Di Wat Hophrakeo bersemayam patung Buddha terbaik yang aku lihat di Vientianne.   - See more at: http://www.mytravelnotes.web.id/2010/06/18/waktu-seakan-terhenti-di-vientiane-laos/#sthash.aqgDW7g2.dpuf
stupa yang paling penting bagi Laos. Stupa ini tadinya dibangun  oleh Raja Settathirat setelah memindahkan Ibukota dari Luang Prabang ke Vientianne pada abad ke-16. Lalu dihancurkan pada masa pendudukan Thailand/Siam sekitar abad ke-19, dan kemudian direnovasi ulang oleh pemerintah Kolonial Perancis. Selain itu, Wat Shisaket dan Wat Hophrakeo adalah daftar kunjung yang tidak untuk dilewatkan. Di Wat Hophrakeo bersemayam patung Buddha terbaik yang aku lihat di Vientianne.   - See more at: http://www.mytravelnotes.web.id/2010/06/18/waktu-seakan-terhenti-di-vientiane-laos/#sthash.aqgDW7g2.dpuf
stupa yang paling penting bagi Laos. Stupa ini tadinya dibangun  oleh Raja Settathirat setelah memindahkan Ibukota dari Luang Prabang ke Vientianne pada abad ke-16. Lalu dihancurkan pada masa pendudukan Thailand/Siam sekitar abad ke-19, dan kemudian direnovasi ulang oleh pemerintah Kolonial Perancis. Selain itu, Wat Shisaket dan Wat Hophrakeo adalah daftar kunjung yang tidak untuk dilewatkan. Di Wat Hophrakeo bersemayam patung Buddha terbaik yang aku lihat di Vientianne.   - See more at: http://www.mytravelnotes.web.id/2010/06/18/waktu-seakan-terhenti-di-vientiane-laos/#sthash.aqgDW7g2.dpuf