Kamis, 22 Mei 2014

VIENTIANE
Jalan-Jalan Satu Hari di Kota Vientiane

Kami meininggalkan hotel pukul 11.00 dengan taxi menuju ke airport karena tiket kami jam 15.45 menuju ke udonthani yakni perbatasan Thailand dan Laos, kami putuskn naik taxi  saat itu kami kena THB 300 atau sebesar Rp. 100.000.tetapi kami berempat jadi ya gak terlalu mahal hanya Rp. 25.000, dan yang unik si supir adalah cewek di Thailand memang sepertinya emansipasi wanitanya keren sampai pekerjaan cowok pun di kerjakan cewek hehehe.

Ketika sampai di bandara gw mencari satu hal yang belum gw dapat di Bangkok dan juga Phuket karena gw wajib dan harus dapat makanan ini yakni TOM YUM syukurnya di bandara gw menemukan salah satu restoran fast food yang meyediakan menu tom yum.




Restoran yang menyediakan Tom Yum

Tom Yum yang nyumyyyyyy.

Tom Yum adalah makanan khas thailand yakni sup dengan kuah saus tomat yang segar dan berisi seafood mulai dari udang dan cumi. Namun yang membuat khas adalah rasa daun basil yang membedakannya dengan sup ikan di nusantara.

Setelah puas menyantap tom yum gw dan teman-teman menunggu boarding kami yakni pukul 15.45 untuk menuju ke Udonthani. Setelah terbang satu setengah jam maka sampailah kami di Udhonthani, setelah itu kami naik bus ke Nongkhai yakni perbatasan Thailand dan Laos seharga THB 200 di tengah perjalanan kita harus turun untuk pemeriksaan imigrasi yakni pemeriksaan imigrasi Thailand dan yang kedua turun lagi untuk pemeriksaan imigrasi Laos tanda kami masuk. Setelah itu kami lanjut naik Jumbo sampai ke hostel kami di Funky Monkey Hostel yang terletak di Francois Ngin Road Ban Mixay di District Chantabouly. Setelah sampai di hostel kami mandi dan selanjutnya mencari makan. Untuk menginap di hostel ini di kenakan tarif USD 6.




Funky Monkey Hostel

Suasana Malam di Vientiane

Setlah mandi maka kami keluar dari hostel untuk mencari makan malam, tidak jauh dari hostel kami banyak tersedia makanan, ada yang menjajakan martabak telor yakni asli orang India. Namun akhirnya gw memutuskan untuk makan satu makanan sederhana yakni nasi goreng tetapi ternyata ada menu yang unik yakni seperti Fu Yung Hai gw pesan itu.


Fu Yung Hai Laos



 Martabak Laos

Setelah perut terisi maka selanjutnya kami berkeliling-keliling menikmati suasana kota Vientiane saat malam. Gw menyusuri Sungai Mekong. Sungai ini pada zaman dulu adalah pusat kehidupan bisnis masa lalu.


Narsis di tepi sungai Mekong


Puas berkeliling maka kami kembali ke hostel untuk beristirahat. Besok paginya kami bangun dan sarapan di hostel. Hari ini bertepatan dengan Idul Fitri tetapi di sini tidak begitu berasa suasananya, karena mungkin memang bukan mayoritas disini sehingga tidak begitu terasa suasananya. Dua teman gw melakukan shalat Ied di Kedubes Indonesia di Laos sini.

Pagi itu gw bangun dan menyantap breakfast gw yang di sediakan pihak hostel yakni scrambled egg, ya lumayan untuk ganjal perut kami.


Setelah itu kami mau mengelilingi kota Vientiane maka kami menyewa sepeda motor, untuk sewa dikenakan biaya 75.000 Kip untuk satu hari atau sekitar Rp. 110.000, tujuan kami berkeliling kota saja karena mengingat waktu yang terbatas.


Motor Rental di Vientiane

Yang kami tuju adalah Central Market untuk membeli oleh-oleh. Tetapi di sepanjang perjalanan kami juga masuk ke beberapa objek wisata di kota ini. Pertama kami menuju ke Central Market. Cental Market ini merupakan pasar terbesar di Vientiane di sini banyak barang-barang dari fashion, makanan dan juga souvebir dari Laos untuk harga di sini tidak terlalu mahal mulai dari 100.000 KIP kita sudah dapat kaus untuk souvenir dengan bahan yang bagus dan untuk kain-kain tradisonal Laos bervariatif mulai dari 100.000 KIP-500.000 KIP.








Tapi satu hal yang gw bangga ketika ada di sebuah toko, yakni gw menemukan kain batik made in Indonesia, dan banyak kaus juga disni made in Indonesia. Setelah puas melihat-lihat aktivitas warga lokal maka gw melanjutkan perjalanan menuju ke Patuxay Park.



 

Patuxay Park

Dari history nya Patuxay itu merupakan Victory Gate atau War Monument, yang didedikasikan kepada orang2 yang berjuang melawan penjajah (saat itu laos di jajah oleh Perancis) Patuxay park ini dibangun tepat ditengah kota Vientiane dan merupakan salah satu objek wisata wajib para turis. hehehe... Patuxay park ini bersih & bagus.. sangat dirawat sama pemerintah kayanya :).
Bangunan ini dibangun oleh pemerintah Laos dan di dukung oleh RRC sebagai bukti persahabatan kedua negara.

Setelah dari sini kami menuju ke Pha That LuangTemple, untuk masuk ke dalam sini kita harus membeli tiket seharga 5000 Kip.Bangunan ini adalah salah satu bangunan penting, bangunan ini di bangun oleh Raja Settathirat setelah memindahkan ibukota dari Luang Prabhang ke Vientianne pada abad ke 16 dan di luncurkan pada masa pendudukan kerajaan Siam/ Thailand pada abad ke 19 dan kemudian di renovasi oleh pemerintah kolonial Perancis.


Di kompleks ini juga kita bisa menemukan sleeping Budha tetapi disini hanya lapisan saja yang emas, tetapi emas muda namun semua itu tidak mengurangi keindahannya.

Selesai inikami melanjutkan perjalanan keliling utnuk melihat istana Presiden.

Istana Presiden



Penduduk Lokal Laos

Selesai keliling kami memutuskan untuk menuju ke terminal bus yang akan membawa kami ke Udhonthani untuk harganya yakni 22.000 Kip atau sekitar Rp. 35.000

Jam Keberangkatan Bus



Terminal Bus Vientiane



Bus yang menuju Udonthani

Tuktuk Laos

Di tengah perjalanan kami harus turun untuk pemeriksaan imigrasi baik dari pihak Laos maupun pihak Thailand.

Pos Imigrasi Laos

Setelah itu kami naik tuktuk ke Central Plaza untuk cari makanan, lagi-lagi pilihan gw jatuh pada Tom Yum, mumpung di negri asalnya puas-puasin makan Tom Yum..

Central Plaza


Lagi-lagi Tom Yum

Setelah itu kami lanjut naek taxi menuju ke Bandara Svarnabhumi untuk bermalam di sana jadi gembel di Bandara elite hehheh.




Bandara Svarnabhumi


Adalah Pha That Luang,  stupa yang paling penting bagi Laos. Stupa ini tadinya dibangun  oleh Raja Settathirat setelah memindahkan Ibukota dari Luang Prabang ke Vientianne pada abad ke-16. Lalu dihancurkan pada masa pendudukan Thailand/Siam sekitar abad ke-19, dan kemudian direnovasi ulang oleh pemerintah Kolonial Perancis. Selain itu, Wat Shisaket dan Wat Hophrakeo adalah daftar kunjung yang tidak untuk dilewatkan. Di Wat Hophrakeo bersemayam patung Buddha terbaik yang aku lihat di Vientianne.  - See more at: http://www.mytravelnotes.web.id/2010/06/18/waktu-seakan-terhenti-di-vientiane-laos/#sthash.aqgDW7g2.dpuf
stupa yang paling penting bagi Laos. Stupa ini tadinya dibangun  oleh Raja Settathirat setelah memindahkan Ibukota dari Luang Prabang ke Vientianne pada abad ke-16. Lalu dihancurkan pada masa pendudukan Thailand/Siam sekitar abad ke-19, dan kemudian direnovasi ulang oleh pemerintah Kolonial Perancis. Selain itu, Wat Shisaket dan Wat Hophrakeo adalah daftar kunjung yang tidak untuk dilewatkan. Di Wat Hophrakeo bersemayam patung Buddha terbaik yang aku lihat di Vientianne.   - See more at: http://www.mytravelnotes.web.id/2010/06/18/waktu-seakan-terhenti-di-vientiane-laos/#sthash.aqgDW7g2.dpuf
stupa yang paling penting bagi Laos. Stupa ini tadinya dibangun  oleh Raja Settathirat setelah memindahkan Ibukota dari Luang Prabang ke Vientianne pada abad ke-16. Lalu dihancurkan pada masa pendudukan Thailand/Siam sekitar abad ke-19, dan kemudian direnovasi ulang oleh pemerintah Kolonial Perancis. Selain itu, Wat Shisaket dan Wat Hophrakeo adalah daftar kunjung yang tidak untuk dilewatkan. Di Wat Hophrakeo bersemayam patung Buddha terbaik yang aku lihat di Vientianne.   - See more at: http://www.mytravelnotes.web.id/2010/06/18/waktu-seakan-terhenti-di-vientiane-laos/#sthash.aqgDW7g2.dpuf
stupa yang paling penting bagi Laos. Stupa ini tadinya dibangun  oleh Raja Settathirat setelah memindahkan Ibukota dari Luang Prabang ke Vientianne pada abad ke-16. Lalu dihancurkan pada masa pendudukan Thailand/Siam sekitar abad ke-19, dan kemudian direnovasi ulang oleh pemerintah Kolonial Perancis. Selain itu, Wat Shisaket dan Wat Hophrakeo adalah daftar kunjung yang tidak untuk dilewatkan. Di Wat Hophrakeo bersemayam patung Buddha terbaik yang aku lihat di Vientianne.   - See more at: http://www.mytravelnotes.web.id/2010/06/18/waktu-seakan-terhenti-di-vientiane-laos/#sthash.aqgDW7g2.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar