Minggu, 15 Desember 2013

Siem Reap : Pesona Keindahan Angkor

Siem Reap : Pesona Keindahan Angkor


Sudah sejak lama sebenarnya gw ingin melihat keindahan negeri satu ini, apalagi dengan salah satu daya tarik wisatanya yang sempat di publikasikan menjadi satu film Angelina Jolie dalam Tomb Rider. Dan akhirnya tahun ini terwujud.

Jam 5.30 kami sudah check in di gate keberangkatan kami, karena pesawat kami take off jam 6.50, dan sampai di Siam Reap jam 8.00 pagi, perjalanan pagi membuat saya exciting karena dapat melihat pemandangan dengan jelas.

Dan penerbangan tepat waktu kami tepat pukul 8.00 pagi kami sudah tiba di Siam Reap. Bandaranya kecil dengan hanya beberapa penerbangan saja mungkin. Sebenarnya kami saat itu masih ingin bernarsis-narsis ria di depan pesawat, apalagi kami sempat melihat pesawat buatan IPTN di airport ini sayang kami keburu di usir oleh petugas yang berjaga di airport ini.


Narsis di depan pesawat yang sudah membawa gw sampai di Kamboja.


Tiga serangkai pencari kitab suci.

Setelah itu kami masuk ke dalam bandara untuk proses imigrasi, petugas imigrasinya cukup ramah tidak ada pertanyaan darinya, dia hanya mengecap pasport saya dengan visa untuk masuk ke Kamboja. Kami semua sempat berganti baju mengingat semalaman kami tidak ganti baju.
a


Counter Imigrasi di Bandara Siam Reap
Setelah selesai cuci muka dan ganti baju, kami keluar dari bandara untuk mencari Mr. Savuth yang menjemput kami. Karena kami sudah membooking via internet untuk mengantar kami keliling Angkor dengan biaya USD 20 jadi masing-masing kena biaya USD 5.

Perjalanan dari bandara ke Angkor kurang lebih 30 menit, melewati beberapa perkampungan di Kamboja ini membawa gw ke memori Indonesia sekitar 20 tahun zaman gw kecil karena maasih asri dan hijau dimana-mana dengan penduduk yang memiliki muka mirip-mirip dengan wajah pribumi Indonesia, membuat gw merasa hommy di sini.


Danau yang ada di sekitar Angkor
Objek wisata yang kami tuju pertama kali adalah Angkor Wat karena untuk masuk ke areal kompleks candi ini gw harus membeli tiket, tiket disini ada beberapa macam, yang pertama adalah tiket terusan satu hari dengan harga USD 20 untuk tiga hari USD 30 dan seminggu yakni USD 60, karena kami memang memiliki waktu yang terbatas maka kami hanya mengambil tiket yang satu hari. Kenapa sampai ada tiket terusan satu minggu karena luas seluruh kompleks candi ini adalah seluas 400 km2 jadi kebayang gak mungkin kalau kita kelilingi dalam waktu satu hari,




Loket Tiket Angkor

Sebenarnya kompleks Angkor ini tidak lebih menarik di banding kompleks Borobudur di negara kita tapi yang gw salut manajemen pengelolaan di sini benar-benar profesional, jadi ketika membeli tiket maka kita langsung di foto dengan menggunakan web cam dan tiketnya di cetak langsung dengan foto kita keren kan...


One Day Pass Angkor Wat


Danau di gerbang Angkor


 Angkor Wat

Saat kami tiba cuacanya panas sekali tetapi tidak menyurutkan tekad kami untuk masuk ke dalam areal kompleks Angkor ini.

Menjejakkan kaki di Angkor membuat gw kagum, mengapa tidak? bayangkan di dalam hutan terletak penemuan peradaban zaman dulu yang cukup besar, dengan bangunan yang syarat akan sejarah mengundang banyak arkeolog atau bahkan wisatawan yang ingin mengetahui peradaban zaman dulu yang keren ini sampai konon ada seorang turis yang jatuh cinta akan kecantikan Angkor ketika meninggal abu kremasinya di tebar di kawasan Angkor ini.

Kawasan ini baru ditemukan sekitar tahun 1990 dan kini situs Angkor ini ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO
Salah satu gerbang masuk Angkor waktu itu.

Candi Angkor ini memang merupakan candi ini terlihat dari beberapa ukiran yang ada di dala candi Angkor ini, juga di dalamnya kita masih dapat menemukan Budha Rupang atau patung Budha yang ada di dalam candi.


Budha Rupang di dalam Angkor


Satu hal yang menakjubkan adalah setiap ukiran di dalam candi ini benar-benar sangat detail, selain ukuran yang sudah membuat saya berdecak kagum dan berpikir bagaimana caranya peradaban suku Khmer itu dpat membangun sebuah bangunan yang menakjubkan ini dengan keterbatasan yang mereka miliki zaman itu dari segi teknologi.


Ukiran yang detail di Angkor

Selesai melihat bagaimana majunya peradaban di zama Khmer yang terpahat di Angkor Wat gw berniat melanjutkan perjalanan ke salah satu candi yang masih terletak di dalam kawasan Angkor yang cukup terkenal yakni Bayon Temple, tetapi berhubung suidah jamnya makan siang maka kami meminta Mr. Savuth untuk mengantar kami ke tempat makan yang dekat dan tentunya murah, maka Mr. Savuth mengantar kami ke sebuah warung tradisional di sekitaran Angkor.


Rumah Makan Tradisional di dekat Angkor

Menu makanan di sini cukup beragam dan yang paling gw suka adalah harganya sudah tercantum di daftar menu jadi mengurangi resiko untuk di tipu dikit, gw pesen pork minched sour harganya USD 8,5 ya lumayan mahal sih tapi memang untuk makanan berat harganya sekitaran segini. Untuk minum gw pesan Es Teh Manis yang harganya USD 1,5 tetapi teh manis di sini pake gula batu.


Penampakan menu gw.

Sedangkan Christie pesan menu yang cukup unik yakni pesan Pork Soup tetapi yang unik penyajiannya di dalam batok kelapa yang utuh untuk menu Christie seharga USD 6,5. Untuk rasa sih gw bilang cukup masuk ke lidah gw karena rasanya mirip dengan menu di Indonesia.

Setelah perut terisi dan istirahat sebentar kami langsung menuju ke Bayon Temple, untuk menuju ke Bayon Temple hanya lima menit dari tempat kami makan dengan menggunakan tuk-tuk.


Gerbang menuju Bayon Temple

Candi ini mendapat julukan temple of faces, mengapa candi ini dinamakan candi seribu wajah, setelah masuk kedalamnya gw mengerti kenapa di namakan demikian karena hampir di semua candi yang ada di dalamnya terdapat relief wajah jadi gak aneh dinamakan demikian. Padahal gak sampai seribu wajah yang ada di candi ini sekitar 200 an relief wajah aja ( gak ada kerjaan ya gw ngitungin, hehehe). 
 

Gw berasa diliatin sama 200 wajah raksasa di dalam ini (mungkin gaka akan gw pernah temui di candi manapun selain di Bayon ini)

Candi Bayon ini di bangun pada abad 12 pada mulanya candi ini bercorakkan candiu Budha yakni pada zaman Raja Jayavarman VII tetapi seiring bergantinyaraja menjadi Raja Jayavarman VII maka candi Bayon ini berubah corak menjadi candi Hindu, tetapi setelah Raja Jayavarman VII selseai memimpin maka candi ini kembali ke corak sebelumnya yakni Candi Budha sampai saat ini yang dapat kita liat.


Wajah-wajah dalam relief di Candi ini mirip dengan wajah Avalokitesvara Bodhisatva salah satu Budha dalam aliran Budha Mahayana, tetapi ada juga yang mengatakan wajah dalam relief itu mirip dengan relief wajah Jayavarman VII. 


Reliefnya masih begitu jelas.

Relief yang dikatakan mirip dengan wajah Avalokitesvara Bodhisatva

Selesai dari Bayon kami langsung menuju candi terakhir yang menjadi rangkaian objek wisata kami yakni yang terkenal sebagai lokasi syutingnya Angelina Jolie yakni Ta Phromh atau dikenal dengan nama Tomb Raider Temple.Begitu menjejakkan kaki di gerbang candi ini kita akan di sambut oleh alunan musik dari suku Khmer yang menjadi korban perang, alunan musik dan lantunan syair yang cukup menyayat hati walaupun sebenarnya gw gak mengerti pasti arti dari syair lagu itu.

Tanda Warisan Budaya UNESCO untuk Ta Phrom

Entah mengapa kesan mistis yang pertama kali gw tangkap ketika memasuki kawasan candi ini, tidak seperti  dua candi sebelumnya, entah mengapa tiba-tiba bulu kuduk gw sempat berdiri, mungkin karena memang candi ini letaknya cukup masuk ke dalam hutan yang cukup lebat.

Gerbang masuk Ta Phrom
Tetapi biarpun buluk kuduk berdiri gak menyurutkan gw masuk ke dalam candi ini karena kecantikannya yang sempat terdengar ke seluruh penjuru dunia dengan laku kerasnya film tomb raider. Candi ini di bangun oleh Raja Jayavarman VII konon untuk menghormati ibunya. Relief di dalam candi ini di dominasi oleh Pradnyaparamitha yakni dewi kebijaksanaan. 
                                
Satu lagi yang menambah suasana mistis di dalam candi ini adalah akar pohon yang besar-besar menandakan usia pohon ini yang mungkin sudah ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun karena besar dan begitu kokohnya akar-akar pohon ini.
Pohon Lokasi Shotingnya Angelina Jolie


Keren ya akarnya

Puas mengeksplorasi keindahan Angkor maka kami melanjutkan perjalanan kami menuju ke Pnomph Phen karena esok harinya rencana kami akan menuju Tuol Sleng. Maka gw  diantar oleh Mr. Savuth menuju ke Shelter Travel kami di Seila Angkor Khmer Express yang akan membawa kami ke Pnomph Phen. Untuk tiketnya seharga USD 12.


Shelter Seila Angkor Khmer Express di Siem Reap.

Setelah menunggu kurang lebih setengah jam di shelter maka berangkatlah mini van yang gw tumpangi tepat pukul 17.00 perjalanan memakan waktu kurang lebih 3 jam maka tibalah kami di Pnomph Phen, namun ternyata mini van ini hanya mengantar pada stoping pointnya travel tersebut.

Untuk mencapai hostel kami maka kami harus menggunakan tuk-tuk lagi dengan tawar-tawaran maka di sepakatilah harga USD 6 untuk berempat, maka kami diantarkan menuju Vibol Happy House yang terletak di 11Eo Street 5 (Angkor), Riverfront, Phnom Penh.


 
 Si Pemilik Vibol Happy House 

Untuk satu malamnya di kenakan tarif USD 5, tetapi sebetulnya tarif ini bisa lebih murah bila gw ambil on the spot karena hanya USD 3 tetapi buat gw yang new commer untuk overseas backpacker gak berani ambil resiko, takut gak dapat penginapan. 


Vibol Happy House 
1Eo Street 5(Angkor), Riverfront, Phnom Penh.
 Telp : +855236372779
Fasilitas : Fan,Wi-fi

Beberapa alternatif penginapan lain di Phnom Penh :

Natural Inn Backpacker Hostels
No.52, Street 172, Sangkat Chey Chumneah, Khan Daun Penh, Phnom Penh, Cambodia, Riverfront, Phnom Penh, Cambodia
Rates : USD 12

Sok San Guest House
113K h/m 8+9en phume kbal domrey, n/b kakab, khan, pou Sen chey, In front of Phnom Penh, Khan Sensok, Phnom Penh, Cambodia
Rates : USD 7

Untuk booking hostel bisa booking lewat agoda.com atau hostelworld.com.

Setelah proses check in selesai gw langsung mandi dan beres-beres dan mandi. Setelah itu gw sempat nongkrong di sungai mekong yang isinya adalah pub semua Phnom Penh benar-benar surganya penggemar dugem sama seperti Popies Lane di Bali.


 Salah satu Pub terbesar di Phnom Penh

Disini minuman keras benar-benar bebas di temukan dimana saja, bahkan di salah satu minimart gw sempat liat banyak banget stock mirasnya bahkan harganya benar-benar murah.


Beberapa Miras yang di jual bebas di Kiwi Mini Mart

Harga rata-rata cuma berkisar USD 9 - USD 24 jadi buat lu orang yang suka miras gw rasa di sinilah surganya, heheheheh. Tapi gw gak sempat nyoba tetapi gw sempat beli bir khas Angkor harganya USD 2.2 atau sekitar Rp. 22.000. Jadi kalau lu ke Angkor tetapi gak mencoba minum bir Angkor kayanya belum afdol cuy. (hehehehhe tapi jangan sampe ketahuan bang haji takut dimarahin).


Angkor Beer

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 2.00 dinihari dan esoknya gw mau ke Tuol Sleng dan city tour maka gw putuskan untuk kembali ke hostel.

Selamat malam Angkor.......

Pengeluaran gw hari ini :
Tuk-Tuk Jemput dari Bandara dan keliling Angkor : USD 20/4 orang = USD 5
Tiket Angkor Wat : USD 20
Beli Air Mineral di Angkor Wat : USD 2
Makan dan Minum di Angkor : USD 10
Travel dari Siem Reap ke Phnom Penh : USD 12USD
Tuk-Tuk menuju ke hostel : USD 6/4 orang = USD 1,5
Penginapan di Vibol Guest House : USD 5
Angkor Beer : USD 2,2  
Beli Air Mineral di Phnom Penh : USD 1,5

Total : USD 59,2 atau sekitar : Rp. 544.600


Tidak ada komentar:

Posting Komentar