Minggu, 08 Desember 2013

Satu Malam Di Kuala Lumpur

Suatu Malam di Kuala Lumpur

Setelah menunggu hampir setahun dari pemesanan tiket gw saat free seat AA diluncurkan tahun lalu dan gw sempat dapat yakni basic farenya Rp. 0 tetapi dengan yang lain-lain totally jadi Rp. 168.000 menurut gw harga itu worthed banget ke Malaysia harga tiket pesawatnya sama dengan kereta Bandung Cirebon.

Tanggal 31 juli 2013 jam flight gw jam 18.25, hari itu gw masih sempat kerja setengah hari membereskan laporan sebelum gw cuti maklum masih status karyawan,heheheh. Selanjutnya gw nukarin uang, kebetulan di dekat kostan gw ada money changer yang dekat, gw tukarin uang untuk keperluan selama disana kurang lebih Rp. 4.000.000 dengan berbagai macam mata uang yakni US dollar,Thailand Bath, Ringgit Malaysia, dan untuk kip dan juga real gw pikir nanti saja saat di laos dan kamboja karena gw pakai tidak terlalu banyak mata uang tersebut.


Modal uang gw untuk perjalanan selama 10 hari

Setelah dari money changer gw langsung cabut menuju ke daerah Batu Nunggal karena shelter bus Primajasa yang dari Bandung-Sukarno Hatta ada di sana sebelumnya gw sudah booking jadi tinggal berangkat, harga tiketnya adalah Rp. 75.000, kenapa gw memutuskan naek bus ini tentunya harganya yang ekonomis dan relatif dekat dari kantor gw shelternya (maklum backpacker tentunya cari alternatif transportasi yang murah, hehehehe).




Bus Prima Jasa Jurusan Bandung - Sukarno Hatta


Gw pesan bus yang jam 14.30 dan bus berangkat on time, bedanya bus yang ini tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan, jadi menghemat waktu. dan akhirnya gw tiba di terminal 3 yakni terminal keberangkatan AA untuk ke luar negeri. Ketika gw sampai di terminal tiga gw langsung ketemu dengan Otto dan teman gw yang dari Madiun, tetapi kawan kita yang satu lagi ini Christie belum sampai. Gw langsung masuk ke trempat pengecekan baran. Dan counter Airport Tax, bandara Indonesia adalah salah satu dari dua negara  yang masih memberlakukan airport tax, dan untuk keluar negeri gw harus membayar Rp. 150.000. (lumayan sebetulnya buat hostel atau makan selama di luar,heheheh).

Setelah pengecekan dari pihak maskapai, maka selanjutnya gw melewati counter pengecekan dari pihak imigrasi, akhirnya di caplah dengan tanda gw akan keluar dari negri tercinta yakni Indonesia Raya (sok nasionalis banget ya gw, hehehe)







Counter Pengecekan Barang

Berhubung hari saat kita pergi adalah masih bulan Ramadahan dimana sebagian besar umat Muslim menjalankan ibadah puasa, maka pihak manajemen bandara yakni PT. Angkasa Pura (Persero) memberikan takjil (makanan pembatal puasa) ya lumayan buat ganjel perut, heheheh


Takjil dari PT. Angkasa Pura

Setelah itu gw masuk ke dalam ruang tunggu sambil duduk-duduk dan mengecharge gadget karena lumayan low battery.


Narsis di Terminal 3 Sukarno Hatta
Setelelah kurang lebih menunggu 45 menit maka pesawat gw pun tiba dan gw naik ke pesawat, tapi sebelum itu tetap gw narsis2 di depan pesawat.



Di dalam pesawat gak banyak yang dapat dilakukan, tetapi memang dasar LCC ya jadi di dalam pesawat pun ada yang dagang, gw jadi ke ingat suasana kereta ekonomi sewaktu gw trip ke Jogja dan Bali hehehhe, gw sempat beli NU Green Tea yang ternyata harganya 4 x lipat  yakni seharga Rp. 18.000 di banding di darat tapi gapapalah sekali-kali ngerasain minum di pesawat, hehehhe

  


Nu Green Tea yang gw sempat beli di pesawat.

Sebetulnya selain minuman mereka juga menyediakan makanan dan juga souvenir tapi mending gw tahan perut gw yang lapar sapai KL karena gw dah punya rencana untuk mencoba street food nya KL.

Setelah penerbangan 2 jam maka sampailah gw di LCCT kuala Lumpur, dan untuk pertama kalinya gw menginjakkan kaki di negri orang lain dan kali pertama gw menginjakkan kaki di negri yang acapkali berseteru dengan Indonesia ini, tetapi mereka tetap menyambut ramah kami. Setelah sampai gw langsung menuju counter imigrasi untuk mengecap pasport gw sebagai tanda izin masuk ke Malaysia.



Cap pertama di pasport gw.

"Welcome to KL" itu suara yang pertama kali keluar dari mulut gw setelah keluar dar pintu kedatangan di LCCT, bandara ini cukup besar tetapi tidak lebih baik dari terminal bus, karena banyak sekali orang yang tidur di bandara sambil menunggu waktu pesawat berangkat.

Setelah sampai di LCCT kami langsung menuju ke KL Sentral, yakni pusatnya kota Kuala Lumpur untuk sampai kesana kami harus naik bus, dan bus yang cukup recomended adalah Aero Bus, dengan tarif sekali jalan RM. 10, tetapi juga tersedia tiket PP yang lebih murah yakni hanya RM 14 maka kami putuskan untuk ambil tiket PP.




Tiket PP Aero Bus


Aero Bus

Lama perjalanan dari LCCT menuju KL Sentral memakan waktu satu jam, tidak banyak yang dapat dilihat karena kami melewati tol yang relatif gelap. dan sepanjang perjalanan hanya pohon yang dapat terlihat. Jadi kami putuskan untuk memejamkan mata sebentar.

Setelah melewati perjalanan satu jam tibalah kami di KL Sentral, dan tujuan kami yang pertama adalah mengisi perut yang sudah mulai lapar, maka kami putuskan untuk mencari tempat makan, tidak banyak yang dapat kami temukan karena saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 waktu setempat.

Kami memutuskan untuk masuk ke resto pinggir jalan yang menjadi recomended dari Hairun yakni Nasi Kandar yang ada di KL Sentral tepat diseberang shelter Aero Bus.


Resto Nasi Kandar M.S.N

Nasi Kandar merupakan salah satu resto yang menyediakan makanan halal, karena kami juga harus memikirkan kawan kami yang gak bisa makan yang gak halal.

Setelah melihat daftar menu gw memutuskan untuk memesan kwetiaw goreng ayam, satui hal yang gw suka dari tempat makan ini, menu dan harganya di pajang besar-besar, sehingga tidak ada kemungkinan mereka melakukan jebakan batman dengan harga yang mahal.

  

Daftar Menu Nasi Kandar 

Setelah menunggu kurang lebih 10 menit maka datanglah pesanan gw, porsinya cukup besar dan gw mulai mencicipinya, untuk rasa gak begitu beda dengan kwetiau goreng di Indonesia, cuma untuk kwetiau pinggir jalan di Indonesia kan juga menggunakan daging ayam, tetapi kalau di Indonesia suwirannya kecil-kecil dan di KL ini lebih tepatnya bukan suwiran ayam tetapi potongan ayam karena besar-besar.

Untuk harganya cukup murah yakni hanya RM 6 atau sekitar  Rp. 21.000 gak berbeda jauh dengan di Indonesia.

Kwetiauw  Goreng Ayam

Untuk minum gw pesan Es Teh Tarik dengan harga RM 1,7 atau setara dengan Rp. 6.500, setelah perut terisi maka kami melanjutkan jalan-jalan menikmati suasana malam di KL Sentral, dan ditengah jalan gw menemukan bendera Malaysia, yang cukup besar dan gw memutuskan photo di depannya.





Karena mengingat waktu berjalan terus dan bus terakhir adalah pukul 2 AM maka kami langsung menuju ke shelther bus lagi untuk kembali ke LCCT dan bermalam di sana.

Sampai di LCCT kami melihat ada salah satu franchise fast food yang gak ada di Indonesia yang konon kata teman-teman gw enak, maka gw penasaran mencicipi makan ayam itu, kalau di Indonesia ya mirip-mirip dengan KFC, yakni Marry Brown.




Paket nasi dengan 2 ayam seharga RM 14 di bagi 2 dengan Christie cukup menjadi pengganjal perut gw sambil menunggu pagi. Malam itu gw habiskan dengan ngobrol dengan ke tiga teman gw dan bermalam di LCCT, nice night.

Pengeluaran hari ke I:
Bus Prima Jasa Bandung - Sukarno Hatta : Rp. 75.000
Kopi di Bandara : Rp. 5.000
Nu Green Tea di Pesawat : Rp. 18.000
Bus KLCC-KL Sentral-KLCC  : RM 14/Rp. 50.000
Makan dan Minum di KL Sentral : RM 7,7/ Rp. 27.500
Makan di Marry Brown : RM 14/2 =RM 7/ Rp. 24.500

Total Pengeluaran hari ke- 1 : Rp. 200.000

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar