Minggu, 02 Juni 2013

One Day Trip @ Tangkuban Parahu with Backpacker Makasar dan Jakarta

Kali ini saya akan memposting satu destinasi dalam kota, yakni Tangkuban Parahu, sebenarnya kenapa saya mau mengekplore destinasi dalam kota ini, adalah karena saya sempat berpikir tidak adil bagi saya kalau saya sudah eksplore sampai ke jawa tetapi destinasi lokal sendiri belum di kunjungi, lokasi Gunung Tangkuban Parahu yakni 31 KM dari kota Subang atau 30 KM dari Kota Bandung yakni tepatnya di Desa cikole, berbekal rute dari mbah Google saya memutuskan untuk kesana, untuk mecapai ke sana maka saya putuskan untuk naik bus kota Damri dari terminal Leuwi Panjang yang jurusan terminal Ledeng ongkosnya sebesar Rp. 2.000, dari terminal Ledeng kita sambung lagi angkot menuju ke lembang untuk tarif ongkosnya yakni Rp. 3.000 dan dari terminal Ledeng kita tinggal naik angkot jurusan yang ke Tangkuban Parahunya yakni seharga Rp. 3.000 dan kita turun di pintu gerbang kawasan wisata Tangkuban Parahu, tiket masuknya Rp.13.000, dan bagi kita yang membawa motor di kenakan biaya parkir sebesar Rp. 4.000 untuk motor dan Rp. 17.500 untuk mobil.

Gunung Tangkuban Parahu sendiri memiliki tiga kawah, yakni Kawah Upas, Kawah Domas, dan Kawah Ratu yang menjadi pusat kawah karena ukurannya yang besar. Dengan ketinggiannya mencapai 2.084 Mdpl, untuk suhu sendiri berkisar di rata-rata 17 derajat. Untuk mencapai Kawah Ratu dari pintu masuk kita harus menempuh jarak kurang lebih 4 KM, bagi yang datang dengan kendaraan umum, biasanya akan banyak mobil-mobil ELF yang menawarkan jasanya, dan biasa mereka memberikan tarif yang mahal, jadi saya sarankan untuk menawarnya, lebih efisien jika kita datang beberapa orang akan lebih murah kena biayanya, seperti saya yang saat itu tanpa sengaja bertemu dengan anak backpacker dari Makasar, Jadi kami total bersepuluh dan sewa satu ELF masing-masing dikenai biaya Rp. 30.000 untuk pulang pergi, cukup terjangkau bukan.

Mobil tersebut akan parkir si pelataran parkir dan kita dapat mengekplore kawah-kawah tanpa takut waktu karena kami di berikan waktu 1 jam untuk satu kawah.

Kami langsung menuju ke Kawah Ratu yang merupakan kawah utama karena kawah ini kawah yang paling besar.

Gunung tangkuban parahu sendiri identik dengan legenda dari Sangkuriang, yang di kisahkan saat itu jatuh cinta pada ibunya sendiri yakni Dayang Sumbi, untuk menggagalkan niatan anaknya untuk menikahinya, maka ia mengajukan syarat untuk di buatkan perahu dalam waktu semalam, tetapi Sangkuriang gagal membuatnya kemudian emosi dan menendang perahunya yang kemudian menjadi gunung, gunung inilah yang di sebut sebagai Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Tangkuban Parahu sendiri termasuk gunung yang memiliki kawah yang masih aktif yang mana terus diawasi oleh Badan Gunung Berapi dan Vulkanologi.



Pintu Masuk jalan menuju ke Kawah Ratu yang merupakan kawah terbesar di Gunung Tangkuban Parahu


Kawah Ratu


Saya di depan Kawah Ratu



Kami Team Lengkap terkecuali Andi yang menjadi juru foto


Para Petualang yang ingin mengambil Kitab Suci ke Barat








Cowok-Cowok Cool


Kami adalah para backpacker yang narsis, setiap ada momment pasti foto, tetapi memang sumpah keren sih pemandangannya


Jalan menuju Kawah Upas


Pintu Gerbang masuk Kawah Upas

Setelah kami memasuki kawah Upas memang medannya relatif sulit kami harus melewati jalan setapak dengan ukutan yang kecl dan relatif licin pula, sehingga kami pun harus berhati-hati, tetapi semua itu terbayar, dan salah satu dari kami ada yang teriak "gila gak kalah dari Bromo" saya yang belum pernah hiking ke Bromo bertanya, mengapa di bilang mirip dengan Bromo, ternyata katanya padang pasirnya dan juga anginnya begitu kencang. Memang bagi saya ini keren abis dan merupakan anugerah yang Tuhan berikan bagi masyarakat Jawa Barat untuk terus di jaga dan dilestarikan.


Pasirnya ini yang mirip dengan Bromo



This is the heaven in earth



Benar-benar memanjakan mata bila saya memandang foto ini

Sayang kami tidak boleh berlama-lama di sini karena kawah yang masih aktif sehingga menimbulkan asap belerang yang bila kami berlama-lama dapat membahayakan jiwa kami. Maka kami pun meninggalkan Tangkuban Parahu yang indah ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar