Kamis, 13 Juni 2013

Situ Patengan
Sebuah Bukti Kesetiaan Cinta

Situ Patengan atau Situ Patenggang berasal dari bahasa Sunda yang terdiri dari dua suku kata, yakni Situ yang berarti danau dan patengan atau patenggang yang berasal dari kata pateang-teangan yang berarti saling mencari.

                                         


Hamparan hijau ini yang ada di sepanjang perjalanan saya yang cukup memanjakan mata.

Situ Patenggang juga memiliki dongeng atau cerita yang jadi legenda di mayarakat Jawa Barat yakni Cinta Putra Prabu dan Putri Titisan Dewi yang besar bersama alam. Ki Santang  dan Dewi rengganis, mereka berpisah untuk sekian lama, karena cinta mereka yang begitu dalam, mereka saling mencari dan akhirnya mereka di pertemukan kembali di sebuah tempat yang sampai saat ini di kenal dengan Batu Cinta. Dewi Rengganis pun minta di buatkan sebuah danau dan sebuah perahu untuk belayar, perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati yang terkenal dengan nama Pulau Asmara atau Pulau 
Sasaka.

                                         


                        Situ Patengan

                                         

Perahu yang akan membawa para pengunjung untuk sampai ke Pulau tempat lokasi Batu Cinta.



Menurut cerita ini berkembanglah sebuah mitos, yakni bagi pasangan kekasih yang ingin  hubungannya langgeng datanglah ke Situ Patenggang dan singgah di Batu Cinta dan mengelilingi Pulau Asmara senantiasa mendapatkan cinta yang abadi seperti mereka.

                                          


                  Lokasi Batu Cinta

Kita yang ke tempat ini mungkin takkan dapat melupakan keindahan yang di tawarkan oleh tempat wisata ini, bagaimana tidak kita akan di suguhi sebuah objek wisata dengan total luas 60 Ha dan di sekitarnya kita dapat lihat hamparan perkebunan teh Rancabali dan hutan pinus cagar alam Patenggang yang sangat sejuk.

                                     


              Sumpah Ki Santang kepada Dewi Rengganis

Kawasan Situ Patenggang terletak di Desa Patenggang, Kecamatan Rancabali, Kab. bandung, kawasan ini berjarak 47 KM ke arah selatan dari Pusat Kota Bandung. dari bandung, pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dapat langsung meuju kawasan Situ Patenggang melewati kota Ciwidey, namun saat saya datang ke tempat ini sebagai seorang backpacker sejati maka menggunakan angkutan umum, yakni dari Terminal Leuwi Panjang saya memilih naik bus jurusan Ciwidey dengan ongkos Rp. 6.000, kemudian lanjut dengan angkot sampai masuk Situ Patenggang dengan ongkos Rp. 8.000, seperti biasa kita akan di manjakan dengan hamparan hijau kebun teh yang ada disisi kanan kiri jalan. Objek wisata ini adalah paling ujung letaknya, kita akan melewati pinu gerbang objek wisata Kawah Putih, Ciwalini.

Untuk masuk objek wisata ini kita dikenakan biaya Rp. 4.000. Saat itu saya datang sendiri ke tempat ini, untuk sampai ke pulaunya kita dapat memilih alternatif, bagi kita yang datang dengan pasangan dapat menggunakan sepeda gowes air yang berbentuk bebek, sangat romantis ya, dengan tarif sewa Rp. 50.000 rupiah untuk per 2 jam, atau bisa juga meggunakan sewa perahu beramai-ramai yang dapat memuat kurang lebih 12 orang dengan tarif Rp. 150.000 per perahu , saat itu saya memilih untuk gabung dengan rombongan dari Bogor yang kebetulan sedang berkunjung juga ke tempat ini, jadi saya cuma di kenai biaya Rp. 15.000 murah bukan?

Di depan pintu masuk kita dapat melihat kios-kios yang menawarkan komoditi khas Ciwidey apalagi jika bukan strawberry dan blackberry (eits ini bukan merek smartphone ya, tetapi nama buah sejenis strawberry namun berwarna hitam, biasanya rasanya lebih manis di banding dengan strawberry).







Demikian trip singkat saya di kota Bandung yakni di Situ Patengan. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar